https://kudus.times.co.id/
Berita

Puluhan Jurnalis Pentagon AS Protes, Kosongkan Ruang Kerjanya

Kamis, 16 Oktober 2025 - 16:23
Puluhan Jurnalis Pentagon AS Protes, Kosongkan Ruang Kerjanya Para jurnalis meninggalkan Pentagon setelah batas waktu persetujuan aturan baru (FOTO: Al Jazeera)

TIMES KUDUS, JAKARTA – Puluhan jurnalis tinggalkan markas Pentagon, Amerika Serikat, sebagai protes terhadap aturan baru yang rentan terhadap pengusiran mereka oleh Menteri Pertahanan, Pete Hegseth jika berita tidak sesuai dengan keinginannya.

Sekitar 40-an jurnalis, Rabu sore mengevakuasi barang-barang mereka dari Pentagon, di Washington DC setelah outlet berita AS dan internasional termasuk The New York Times, AP, AFP dan Fox News menolak  menandatangani aturan baru yang sangat membatasi gerak mereka.

Para jurnalis itu kemudian menyerahkan menyerahkan kartu izin mereka ke Pentagon dan mereka kemudian meninggalkan gedung itu.

Sejak Presiden Amerika Serikat dijabat Donald Trump banyak menciptakan kontroversi, tak terkecuali dengan kalangan pers.

Sebagian besar media bersatu menilak aturan baru yang diberlakukan oleh Menteri Pertahanan Pete Hegseth. Aturan baru itu akan membuat para jurnalis rentan terhadap pengusiran jika mereka mencoba melaporkan informasi yang tidak sesuai dengan keinginan Hegseth.

Para jurnalis itu meninggalkan kantor Pentagon sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Jam itu adalah batas waktu yang ditetapkan Kementerian Pertahanan kepada para wartawan untuk menyetujui pembatasan baru atau meninggalkan gedung.

Sekitar 40 jurnalis kemudian memilih meninggalkan kantor  media mereka di Pentagon dan mengosongkan ruangan-ruangan mereka. Mereka keluarga gedung sambil membawa kardus-kardus berisi dokumen dan peralatan mereka.

"Menyedihkan, tapi saya sangat bangga dengan korps pers karena kita tetap bersatu," kata Nancy Youssef, seorang koresponden majalah The Atlantic yang telah bekerja di Pentagon sejak 2007, sambil membawa peta Timur Tengah ke mobilnya.

Belum jelas dampak praktis apa yang akan ditimbulkan oleh aturan baru ini terhadap liputan media.

Media yang terlibat dalam protes tersebut telah berjanji untuk terus meliput urusan militer terlepas dari lokasi jurnalis mereka.

Beberapa jurnalis mengatakan bahwa narasumber mereka akan terus berbicara kepada mereka, meskipun beberapa pihak di militer khawatir akan ancaman dari pimpinan Pentagon.

Pers Merusak Perdamaian

Pete Hegseth menyebut, sebenarnya aturan baru yang diberlakukan pada jurnalis itu sebagai "akal sehat".

Associated Press menyatakan bahwa gambar-gambar jurnalis yang memprotes pembatasan pekerjaan mereka kemungkinan besar tidak akan mempengaruhi para pendukung Presiden Donald Trump, yang banyak di antaranya membenci jurnalis dan mendukung upayanya untuk mempersulit pekerjaan mereka.

Associated Press juga menjelaskan bahwa Trump telah melancarkan gugatan hukum terhadap banyak organisasi media, diantaranya New York Times, CBS News, ABC News, Wall Street Journal, dan Associated Press sendiri.

Trump tidak merahasiakan dukungannya terhadap aturan baru yang diberlakukan oleh Menteri Pertahanannya itu.

Bahkan Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa kemarin, bahwa pers sebagai sesuatu yang merusak perdamaian dunia. "Pers tidak jujur," katanya.

Sebelum mengeluarkan kebijakan pers barunya itu, Hegseth, mantan pembawa berita Fox News, juga secara sistematis telah mengurangi arus informasi.

Konferensi pers telah menurun drastis, dengan enam konferensi pers diadakan sejak awal tahun, dibandingkan dengan setidaknya dua konferensi pers per minggu selama masa kepresidenan Joe Biden.

Hegseth melarang wartawan memasuki banyak bagian Pentagon yang luas dengan tanpa pengawalan. Hegseth juga meluncurkan penyelidikan terhadap kebocoran ke media.

Hegseth menyebut aturan barunya sebagai "akal sehat", dengan mengatakan bahwa mewajibkan jurnalis untuk menandatangani dokumen yang memuat aturan baru tersebut yang menyiratkan bahwa mereka mengakui aturan baru tersebut, meskipun belum tentu menyetujuinya.

Para jurnalis menganggap hal ini sebagai pembedaan yang dangkal dan tidak bermakna.

"Yang sebenarnya ingin mereka lakukan adalah memberikan informasi itu kepada jurnalis itu sendiri, dan itu menjadi berita," ujar Jack Keane, pensiunan jenderal Angkatan Darat AS dan analis Fox News, di acara Hegseth sebelumnya. "Itu bukan jurnalisme," tegas pensiunan jendral itu.

Asosiasi Pers Pentagon mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa aturan baru tersebut membungkam karyawan Pentagon dan mengancam akan melakukan pembalasan terhadap jurnalis yang mencari informasi yang sebelumnya tidak disetujui untuk dipublikasikan. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Kudus just now

Welcome to TIMES Kudus

TIMES Kudus is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.