TIMES KUDUS, MALANG – Anggota DPRD Kabupaten Malang, Hj. Nur Mutiah Faridah mendukung sepenuhnya program pemberdayaan masyarakat dan penguatan bidang pangan yang dilakukan Pemkab Malang.
Pemberdayaan masyarakat terhadap pangan memang menjadi atensi Pemerintah Kabupaten Malang pada 2025 ini.
Dukungan program untuk ketahanan pangan seperti dengan bantuan pelatihan program Pangan B2SA dan Kebun B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman).
Program pemberdayaan dengan fasilitasi pelatihan pangan olahan yang diberikan kepada warga masyarakat di beberapa kecamatan, dengan pemanfaatan pekarangan warga.
Kegiatan pelatihan pangan lokal ini diinisiasi pihak Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Malang.
"Pemberdayaan masyarakat melalui program B2SA ini sangat penting, karena selain untuk ketahanan pangan juga bisa menjadi kesejahteraan ekonomi jika dikembangkan," tandas Nur Mutiah, Minggu (25/5/2025).
Terlebih, bilamana pemberdayaan masyarakat terhadap pangan ini memang disesuaikan potensi pertanian maupun pangan di tiap desa setempat.
Ia menyebutkan, selain pengelolaan Kebun B2SA, fasilitasi bantuan bisa diberikan dalam bentuk pelatihan pangan olahan, disesuaikan potensi masyarakat di desa seperti budidaya ikan air tawar dan hasil peternakan.
"Pangan bisa dibuat olahan yang tentunya dengan menjadikan hasil pangan lokal punya nilai konsumsi dengan gizi seimbang dan beragam, yang bisa menjadi penghasilan ekonomi," tandas senator muda Fraksi PKB Kabupaten Malang ini.
Agar bisa berhasil, Mutiah menekankan agar para peserta pelatihan mau dan rajin mempraktikkan keterampilan olahan yang sudah didapatkan.
"Jadi, harus tetap dipraktikkan. Hasilnya, setidaknya bisa dikonsumsi sendiri sekeluarga. Syukur-syukur bisa dikembangkan untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga," tandasnya.
Pihaknya sendiri memastikan memberi atensi dan mengawal realisasi program pemberdayaan masyarakat bidang pangan ini. Setidaknya, yang dilaksanakan di wilayah yang menjadi daerah pemilihan.
Untuk memfasilitasi pemberdayaan bagi masyarakat yang sudah menekuni membuat pangan olahan, pihaknya juga mendorong dukungan lebih lanjut agar kapasitas usaha pengolahan lebih berkembang.
Yakni, dengan memberikan jenis pelatihan baru yang bisa meningkatkan nilai produk olahan. Seperti menambahkan pelatihan digital marketing ataupun packaging (pengemasan) produk olahan yang siap dipasarkan.
Pelatihan pangan olahan, seperti membuat nugget dan siomay dari bahan ikan lele dan nila, seperti sudah dilakukan di 4 (empat) desa. Yakni, di Desa Dengkol Singosari, Desa Sidodadi dan Bedali Lawang, dan di Desa Bunut Wetan kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang, Diah Desianti P menyampaikan, Program Pangan dan Kebun B2SA ada di 42 titik di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Kabupaten Malang.
Pihaknya berharap, program ini berkembang dimana di tiap desa ada Kebun B2SA. Program B2SA sendiri direalisasikan melalui Pokok-pokok pikiran legislatif dari para anggota dewan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: DPRD Kabupaten Malang Dukung Realisasi Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Pangan
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Ronny Wicaksono |